Amine
ini bercerita tentang, seorang seniman kaligrafi jepang yang terkenal, berbakat
tampan dan masih muda tentunya. Dia merupakan pemenang pada beberapa kompetisi
kaligrafi, Sayangnya dia memiliki etitude yang buruk! dia tidak peduli dengan
orang lain, Handa namanya. Suatu hari disebuah pameran kaligrafi, hanya karna
ada seseorang yang mengatakan bahwa kaligrafinya itu tidak menarik, tidak
mempunyai ciri khas dan siapapun bisa membuatnya, dengan emosi tingkat dewa dia
langsung memukul tepat diwajah orang yang mengkritiknya tersebut. Tampa memandang
jika orang tersebut adalah orang tua yang memakai tongkat dan seniman senior
serta direktur galeri pameran! Alhasil dari tindakannya tersebut akhirnya
ayahnya mengirim dia kesebuah pulau terpencil, pulau goto.
Dipulau
inilah akhirnya handa-kun bertemu dengan naru-chan. Naru-chan adalah seorang
anak kecil berusia 5 atau 6 tahunan yang sangat polos, jujur, dan baik tentu
saja. Dengan segala tingkah laku naru-chan kita dibuat tertawa olehnya,
naru-chan itu senang sekali bersama dengan handa-kun. Walaupun handa-kun
menganggap bahwa naru-chan itu “penganggu” pada awalnya. Selain naru, ada 2 orang remaja wanita yang agak labil, menemani naru chan. tingkah mereka bertiga ini sungguh benar-benar kocak!
Ternyata
penghungni pulau tersebut sangat memiliki jiwa gotong royong. Mereka datang
membantu handa ku merapikan barang-barang pindahnya, tampa diminta, mereka
datang sendiri membantu. Handa-kun mulai belajar mengenai nilai kehidupan dari
penduduk desa tersebut, terutama dari naru-chan. Seorang anak kecil yang bisa mengajarkan
berbagai macam hal, kebahgiaan, kejujuran, dan ketulusan! Handa-kun ini tipe
orang yang gengsian sulit sekali untuk mengatakan “maaf” yah maaf Cuma satu
kata tapi dia sulit sekali mengatakannya. Sampai akhirnya pada suatu hari karna
sebuah kejadian dia bisa mengatakan kata “maaf” tersebut berkat Naru-chan.
Banyak
hal positif, pelajaran-pelajaran yang bisa kita ambil dalam anime ini. Saya melihat
anime ini itu seperti melihat kehidupan nyata, keberhasilan, kegagalan,
kekecewaan, keputusasaan semua jadi satu. Dan pelan-pelan saya seperti diajak
kembali untuk belajar bagaimana agar biasa tersenyum kembaili, bahagia kembali,
belajar untuk terus berusaha walaupun selalu ada badai yang menghadang. Tetap harus
terus berusaha. Tampa adanya kesedihan, kita tak bisa merasakan bagaimana
rasanya kebahagiaan!
No comments:
Post a Comment